Belakangan saya semakin terpana dengan kecanggihan teknologi, salah satunya adalah teknologi kecerdasan buatan atau AI. Dengan bantuan AI, saya berhasil membuat cover novel saya sendiri.
Apa sih sebenarnya kecerdasan buatan itu?
AI atau Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) adalah sebuah cabang ilmu komputer yang berkaitan dengan pembuatan mesin atau sistem yang mampu melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, dan mengambil keputusan. AI memungkinkan mesin untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan lebih cepat, efisien, dan akurat daripada manusia.
Contoh dari aplikasi AI termasuk pengenalan wajah, penerjemahan bahasa, game, kendaraan otonom, dan asisten virtual seperti Siri dan Alexa. AI dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Machine Learning: Jenis AI yang memungkinkan mesin untuk belajar dari data yang diberikan tanpa harus secara eksplisit diprogram untuk melakukan tugas tertentu.
- Neural Networks: Jenis AI yang meniru cara kerja otak manusia dalam memproses informasi dan memungkinkan mesin untuk “belajar” dari data yang diberikan.
- Robotics: Jenis AI yang terkait dengan pengembangan robot yang mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan melakukan tugas-tugas tertentu.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan AI semakin pesat dan semakin banyak digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri. AI diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai masalah di dunia, seperti mengurangi kerusakan lingkungan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia, dan mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) memang berpotensi untuk menggantikan beberapa profesi di masa depan, terutama pekerjaan rutin yang mengandalkan tugas-tugas yang dapat diotomatisasi. Sebagai contoh, pekerjaan administratif, pengolahan data, dan tugas-tugas di bidang produksi, transportasi, dan logistik sudah mulai banyak diotomatisasi dengan bantuan teknologi AI.
Namun, bukan berarti semua profesi akan tergantikan oleh AI. Ada banyak profesi yang membutuhkan kemampuan manusia seperti empati, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat yang tidak dapat diotomatisasi. Sebagai contoh, profesi yang melibatkan interaksi manusia seperti perawat, psikolog, guru, atau konselor, sangat bergantung pada kemampuan manusia untuk berinteraksi secara empatik dan membantu orang lain.
Selain itu, meskipun teknologi AI dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih cepat dan efisien daripada manusia, namun teknologi tersebut masih memerlukan pengawasan dan pengaturan oleh manusia. Sehingga, walaupun beberapa pekerjaan mungkin tergantikan oleh AI, akan selalu ada kebutuhan untuk manusia untuk mengembangkan dan mengawasi teknologi tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan yang tidak dapat diotomatisasi seperti kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dengan perubahan, kreativitas, dan kemampuan berkolaborasi dengan orang lain. Hal ini akan membantu kita untuk tetap relevan di pasar kerja yang semakin berubah dan berkembang dengan cepat di era digital.
Suatu hari nanti, saat Reina, putri saya, besar, saya kemungkinan besar akan mendorong dia untuk mempelajari AI kalau dia tertarik. Tentu tidak lupa mengajarkannya kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis serta mengasah kemampuannya untuk berempati dan berkolaborasi dengan orang lain.
Cheers,
Haura Emilia